Sunday, December 25, 2016

Seri Pejuang dan Pahlawan Hak Asasi Manusia: Mikhail Sergeyevich Gorbachev (1931–... )


       Mikhail Sergeyevich Gorbachev lahir di Privolnoye, Stavropol, Rusia, pada 2 Maret 1931. Ayahnya adalah seorang tentara yang pernah dua kali terluka dalam pertempuran, sedangkan ibunya adalah perempuan sederhana yang kurang berpendidikan. Gorbachev berasal dari keluarga petani dan banyak menghabiskan masa kecilnya di pedesaan. 
       Pada masa remaja, di tengah kehidupan negara Uni Soviet yang sulit dan keras, Gorbachev menekuni bidang pertanian dengan bekerja di stasiun mesin traktor di Stavropol. Ia dikenal sebagai pekerja keras, berdisiplin, dan menjadi teladan bagi banyak pekerja lain. Untuk prestasi kerjanya yang bagus, ia mendapat anugerah Ordo Merah, sebuah penghargaan dalam bidang ketenagakerjaan.
       Gorbachev juga dikenal cerdas serta memiliki prestasi sekolah yang tinggi. Dari seorang yang berlatar belakang dunia pertanian dan pedesaan, ia menjadi seorang yang terdidik dalam bidang hukum dan pertanian. Ia mempelajari ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Moskow serta mendalami ilmu pertanian di Institut Pertanian Stavropol.

1.    Pengalaman Selama Kuliah
       Selama kuliah di Universitas Moskow, Gorbahev mendapat pengalaman penting. Ia terkesan dengan pemikiran beberapa dosennya –– salah satunya adalah Stepan Fyodorovich Kechekyan, yang mengajar sejarah pemikiran hukum dan politik. Mereka telah membuka mata dan pikiran Gorbachev mengenai dunia intelektual yang lebih luas.
       Sebelum kuliah di Universitas Moskow, Gorbachev merasa terkungkung dalam satu pemikiran yang sempit. Namun, setelah belajar di universitas, ia mulai berpikir, berefleksi, dan melihat sesuatu secara berbeda. Indikasi yang mencuat dari hal ini adalah bahwa setelah mengenal pemikiran beberapa dosennya, Gorbachev menjadi terbuka dengan pemikiran dan hal lain di luar Marxisme, Leninisme, dan komunisme yang sebelumnya ia percaya dan ia anut.
       Pada saat kuliah di Universitas Moskow pula, Gorbachev merasakan terjadinya perubahan. Kematian pemimpin Uni Soviet, Josep Stalin –– yang diktator dan otoriter –– pada tahun 1953, menyebabkan iklim akademis di kampus menjadi lebih baik dan positif. Diskusi-diskusi di kalangan mahasiswa menjadi berlangsung lebih bebas dan terbuka.
       Belajar di Universitas Moskow memberikan pengalaman berharga bagi Gorbachev. Pemikiran-pemikiran alternatif –– di luar Marxisme, Leninisme, dan komunisme –– memberinya banyak inspirasi dalam menjalani pekerjaan dan karier setelah tamat kuliah. Setelah lulus tahun pada 1955 dengan predikat penuh pujian, ia aktif di Komsomol (Liga Pemuda Komunis) serta bergabung dengan berbagai organisasi politik. Gorbachev menikah pada tahun 1953 dengan Raisa Maximovna Titarenko, perempuan cerdas, anggun, dan bergelar Ph.D. (philosophy of doctor) yang ia kenal semasa kuliah.

2.    Tokoh Reformis
       Gorbachev memulai karier politiknya pada tahun 1956. Di Uni Soviet yang menganut sistem partai tunggal, yakni Partai Komunis Uni Soviet (Kommunisticheskaya Partiya Sovetskogo Soyuza), Gorbachev tidak memiliki pilihan lain kecuali bergabung dengan partai tersebut. Ia bergabung dengan partai ini pada tahun 1962, kemudian pada tahun 1970 diangkat menjadi sekretaris partai.
       Selama bergabung dengan Partai Komunis, ia menjalin hubungan baik dengan beberapa tokoh partai, seperti Mikhail Suslov (sekretaris senior partai) dan Yuri Andropov (kepala badan intelijen KGB –– Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti). Karier Gorbachev mulai menanjak dengan diangkat menjadi sekretaris komite sentral partai di Moskow (1978). Ketika Yuri Andropov menjadi presiden Uni Soviet, Gorbachev menjadi orang nomor dua dalam struktur garis komando partai. Gorbachev baru diangkat menjadi sekretaris jenderal partai pada tahun 1985 setelah pemimpin tertinggi partai sekaligus presiden Uni Soviet, Konstantin Chernenko, meninggal dunia.
       Karier politik Gorbachev mencapai puncaknya pada tahun 1988 dengan terpilih menjadi presiden Uni Soviet untuk menggantikan Andei Gromyko. Figur Gorbachev sebagai reformis atau pembaharu sebenarnya sudah mulai tampak sejak ia menduduki posisi penting di dalam tubuh partai. Namun, kiprah pembaharuannya baru benar-benar dapat ia tunjukkan secara mengesankan setelah memegang jabatan presiden.
       Gorbachev melakukan reformasi besar-besaran dalam bidang politik dan ekonomi. Pria yang oleh pers Barat sering dipanggil dengan sebutan Gorby ini menggalakkan reformasinya dengan program yang disebut ‘glasnost’ dan ‘perestroika’. Glasnost adalah program yang dijalankan Gorby untuk menerapkan keterbukaan dan kebebasan dalam bidang politik dan budaya, sedangkanperestroika untuk melakukan pembangunan kembali bidang ekonomi. 
       Untuk merealisasikan glasnost, Gorbachev melakukan gebrakan yang dianggap sangat tabu dalam perpolitikan tradisional Uni Soviet. Ia memperluas wewenang presiden serta memindahkan kekuasaan partai komunis kepada dewan perwakilan rakyat. Secara umum, ia melakukan banyak pembatasan terhadap kekuasaan dan monopoli Partai Komunis Uni Soviet serta membuka demokratisasi dalam kehidupan politik dan masyarakat Uni Soviet.
       Dalam politik luar negeri, ia melakukan terobosan-terobosan besar. Ia memutuskan untuk menarik mundur pasukan Uni Soviet dari pendudukannya di Afghanistan serta memperbaiki hubungan diplomatik dengan Cina (Tiongkok). Secara lebih luar biasa dan sangat mengejutkan hampir semua orang –– tidak saja di Uni Soviet,  tetapi juga di seluruh dunia –– ia memutuskan untuk bekerja sama dan menandatangani persetujuan pengendalian senjata dengan seteru berat Uni Soviet, yakni Amerika Serikat. 
       Adapun untuk menjalankan program perestroika, Gorbachev memperkenalkan mekanisme pasar bebas dalam perekonomian Uni Soviet. Ia melakukan upaya pemberantasan korupsi dan meningkatkan efisiensi. Untuk mendukung program perbaikan ekonomi, ia juga berusaha memperkuat pemberdayaan sektor pertanian.

3.    Mengakhiri Perang Dingin
       Kebijakan luar negeri Gorbachev menimbulkan dampak yang tergolong hebat dalam percaturan politik internasional. Serangkaian kebijakan luar negeri yang diambilnya dengan cepat mengakhiri Perang Dingin. Perang Dingin adalah situasi ketegangan tinggi antara Blok Timur (Pakta Warsawa) yang dipimpin Uni Soviet dan Blok Barat (NATO) yang dipimpin Amerika Serikat yang secara mendadak dapat berubah menjadi perang senjata nuklir terbuka antara keduanya. 
       Gorbachev sangat berbeda dengan para pemimpin Uni Soviet sebelumnya. Dalam politik dan urusan luar negeri, para pendahulunya cenderung antikompromi, militan, konfrontatif, dan ofensif. Sebaliknya, dalam urusan yang sama, Gorbachev bersikap kompromistis, moderat, dan peaceful(mengutamakan sikap damai). Hal ini ia tunjukkan dalam menjalin hubungan dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat. Langkah-langkah yang diambil Gorbachev terhadap Amerika Serikat dan sekutunya tidak hanya mengakhiri Perang Dingin yang selama sekitar 40 tahun sangat mengkhawatirkan penduduk bumi, melainkan juga mengubah hubungan Blok Timur dan Blok Barat yang semula sarat rivalitas dan bermusuhan menjadi bersahabat.
      Gorbachev juga menunjukkan sikap kenegarawanan yang besar.  Tidak seperti para pemimpin Uni Soviet sebelumnya yang konservatif dan otoriter, di dalam negeri ia menunjukkan sikap lebih egaliter, akomodatif, dan memberi banyak kebebasan kepada rakyat Uni Soviet untuk menggunakan hak-haknya. Ia juga memberi ruang yang luas kepada semua pihak di negaranya untuk memanfaatkan kebebasan berekspresi.  
       Adapun di Eropa Timur, selain bersikap peaceful, Gorbachev juga berusaha menjadi mediator dan motivator bagi penghapusan kesewenang-wenangan oleh rezim komunis konservatif. Dalam menghadapi negara-negara Eropa Timur, ia meninggalkan kebiasaan intervensi serta sikap ofensif dan opresif para pemimpin Uni Soviet sebelumnya. Ia memberi keleluasaan kepada pemerintah dan rakyat negara-negara Eropa Timur –– seperti Jerman Timur, Polandia, Cekoslovakia, Bulgaria, Hongaria, dan Romania –– untuk menentukan nasibnya sendiri setelah selama puluhan tahun diintervensi dan dikooptasi oleh rezim pemerintah komunis Uni Soviet.

4.    Mendapat Apresiasi Tinggi dari Dunia
       Nama Gorbachev serta merta menjadi populer di seluruh dunia. Kebijakan-kebijakannya mengubah citra pemimpin Uni Soviet di dunia internasional. Sebelumnya, para pemimpin Uni Soviet dikenal memiliki citra yang angker, dingin, dan menakutkan, tetapi di tangan Gorbachev citra itu berubah menjadi ramah, hangat, familiar, dan menyejukkan.
       Kebijakan-kebijakan Gorbachev tidak hanya menimbulkan dampak positif di Uni Soviet sendiri, melainkan juga di seluruh dunia. Sikapnya yang berdampak global terutama terkait dengan keberaniannya bersikap kooperatif terhadap dunia Barat. Sikap ini dikecam dan ditentang oleh para tokoh komunis konservarif di dalam negeri, tetapi mendapat apresiasi tinggi dari banyak tokoh dan masyarakat dunia. Keputusan Gorbachev untuk berdamai dengan Blok Barat dan mengakhiri Perang Dingin telah menghindarkan masyarakat internasional dari ancaman perang nuklir dahsyat yang sangat destruktif serta dapat membinasakan kehidupan di bumi. 
       Keterbukaan dan kebebasan politik dan budaya yang dirintis Gorbachev di dalam negeri juga telah membebaskan rakyat Uni Soviet dari kesewenang-wenangan rezim komunis konservatif (garis keras). Sementara itu, kerelaannya untuk melepaskan kendali atas negara-negara Eropa Timur serta membiarkan mereka mengambil kebijakan sendiri telah mengantarkan ratusan juta masyarakat negara-negara Eropa Timur keluar dari krisis kemanusiaan akibat kediktatoran rezim pemerintahan komunisnya masing-masing. Komunisme, baik di Uni Soviet sendiri maupun di negara-negara Eropa Timur, di mata banyak kalangan internasional, merupakan sebuah potret buruk yang terbukti hanya menguntungkan dan memakmurkan para petinggi partai (komunis), tetapi menyebabkan ketertindasan dan kesengsaraan masyarakat luas.
       Gorbachev oleh banyak kalangan dianggap sebagai tokoh besar dunia abad ke-20 yang sangat berjasa dalam mengupayakan terwujudnya perdamaian dunia serta membebaskan masyarakat di berbagai kawasan dari ketertindasan. Gorbachev dinobatkan sebagai penerima hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1990. Ia juga mendapat puluhan penghargaan (award) internasional bergengsi lain dari berbagai lembaga dunia, seperti Memorial Medal of Sorbonne(1989), Memorial Medal of Rome Municipality (1999), Franklin D. Roosevelt Liberty Medal (1990),Gold Medal Prometheus National Technological University of Athens (1993), Gold Medal of Thessaloniki (1993), International Statesman Award (1993), Gold Badge University of Oviedo(1994), Grand Cross of Freedom (1995), Grand Cross Special Class of the Order of Merit (1999),Order of the White Lion with a Ribbon (1999), Induction into the International Academy of Achievement (2000), Indira Gandhi Award (1988), National Liberty Award for Effort Against Oppression (1998), dan Albert Einstein Award for Contribution to Peace and Mutual Understanding Among Peoples (1990).
       Gorbachev mengundurkan diri dari jabatan presiden Uni Soviet pada Desember 1991 setelah Uni Soviet mengalami disintegrasi (perpecahan dan pembubaran). Terjadinya pembubaran Uni Soviet tidak semata-mata diakibatkan oleh kebijakan-kebijakan Gorbachev. Disintegrasi itu lebih disebabkan oleh hasrat yang kuat dari rakyat untuk bebas dari cengkeraman komunisme serta kembali mendirikan negara lamanya masing-masing yang sebelumnya dianeksasi dan digabung menjadi negara Uni Soviet.

No comments:

Post a Comment