Wednesday, December 21, 2016

Perlunya Mengenali Bakat, Minat, dan Karakter Anak


       Pada dasarnya, setiap peserta didik di sekolah memiliki bakat dan minat yang berbeda-beda. Tidak ada dua anak yang memiliki bakat dan minat serta kemampuan yang persis sama. Namun, kenyataannya, guru dan sekolah di Indonesia umumnya memperlakukan semua anak dengan cara yang sama sehingga metode dan teknik pembelajaran relatif selalu seragam dan tetap.
       Cara demikian membuat banyak anak tidak berkembang optimal bakat dan minatnya. Sebagian bahkan mengalami kendala serta gagal dan terpuruk prestasi belajarnya. Sebagian anak yang berhasil meraih prestasi tinggi pun sering banyak ditentukan dan ditunjang oleh pendidikan dan pengajaran ekstra yang diberikan oleh para orang tuanya, bukan oleh lembaga pendidikan yang diikutinya.
       Hal itu mengharuskan sekolah-sekolah di negeri kita untuk memperlakukan anak dengan cara yang tidak seragam dan konstan. Dengan beragamnya minat, bakat, dan karakter peserta didik, sekolah kiranya mesti memberikan pelayanan yang beragam tetapi sesuai dengan minat, bakat, dan karakter anak. Ini memang tidak mudah, tetapi sudah menjadi tugas dan tanggung jawab sekolah untuk merealisasikannya.
       Kita tahu bahwa karena kecerobohan pihak sekolah anak-anak berbakat dan bahkan jenius menjadi korban salah urus dan salah pengajaran. Sosok seperti Albert Einstein dan Thomas Alva Edison, misalnya, karena "kebodohan" sekolah dianggap sebagai anak bodoh dan bermasalah. Keduanya yang sesungguhnya jenius justru diperlakukan buruk oleh sekolah akibat ketidakmampuan sekolah mengenali bakat, minat, dasn karakter mereka. Pada zaman moder yang serbacanggih seperti sekarang ini, tragedi pendidikan semacam itu seharusnya tidak terjadi lagi.

No comments:

Post a Comment