Potensi menjadi titik permulaan
pengembangan kemampuan tidak hanya bagi manusia, melainkan juga bagi semua
makhluk hidup. Masa depan semua makhluk hidup pada mulanya ditentukan oleh
potensi yang dimilikinya masing-masing. Secara umum barangkali dapat dikatakan
bahwa jika potensi suatu makhluk hidup buruk atau lemah, maka kemampuannya
dalam menghadapi kehidupan akan rendah serta masa depannya tidak akan cerah.
Sebatang pohon mangga yang sejak bibitnya sudah jelek tidak akan tumbuh dengan
dahan dan ranting yang kuat serta tidak akan memiliki daun dan menghasilkan
buah yang lebat. Seekor singa jantan yang sejak dalam kandungan induknya
memiliki cacat bawaan hampir tidak mungkin tumbuh menjadi predator yang merajai
hutan dan ditakuti oleh hewan-hewan lain calon korbannya. Namun, apakah hal
yang sama akan terjadi pula pada makhluk hidup yang bernama manusia? Apakah
manusia yang potensinya buruk akan buruk pula nasibnya?
Tentu saja,
tidak demikian. Manusia sangat berbeda dengan organisme hidup yang lain.
Kendatipun sama-sama makhluk hidup, manusia memiliki keunggulan yang tidak
dimiliki oleh hewan dan tumbuhan. Manusia memiliki akal, suatu komponen sangat
penting yang tidak dimiliki oleh hewan dan tumbuhan. Akal menjadi pembeda utama
manusia dari hewan, tumbuhan, dan organisme hidup lain sekaligus menjadi faktor
yang menyebabkan manusia unggul hampir dalam segala hal dibandingkan dengan
semua jenis makhluk hidup lain.
Dengan kemampuan
akalnya itulah, manusia akan mampu mengatasi keterbatasan-keterbatasan
hidup yang dialaminya, termasuk keterbatasan potensinya. Dengan kemampuannya
berpikir dan berkreasi karena memiliki akal, manusia akan mencari berbagai
alternatif dan peluang untuk mengatasi kekurangan potensinya sehingga
kekurangan dapat dinetralisasi, diminimalisasi, dan diperbaiki. Dengan
kecerdikannya, manusia bahkan dapat membalik sedemikian rupa kekurangan potensi
yang dimilikinya menjadi kelebihan atau keunggulan yang tak terduga.
Selain itu,
sebagai makhluk sosial, manusia juga bisa dengan relatif mudah mampu mengatasi
kelemahan potensinya melalui kerja sama dengan sesamanya (manusia/orang lain).
Dalam sebuah komunitas atau tim, seseorang yang punya kelemahan tertentu dengan
atau tanpa meminta kelemahannya dapat tertutupi atau terbantu oleh kelebihan
yang dimiliki anggota komunitas atau anggota tim yang lain. Sebagai makhluk
sosial, hampir semua aktivitas manusia dalam melangsungkan kehidupan merupakan
aktivitas kolektif sehingga manusia dapat bahu-membahu untuk saling menutupi
kelemahan dalam mencapai tujuan yang dicanangkan bersama.
Dan, berbicara
tentang potensi, sejauh yang diketahui, hampir tidak ada manusia waras yang
sama sekali tidak memiliki potensi. Namun, hampir tak pernah ditemukan pula
bahwa manusia memiliki potensi unggul dalam semua aspek dan bidang. Manusia
memang diciptakan Tuhan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, tetapi
manusia memiliki sisi-sisi kelemahan dan kelebihan. Manusia diciptakan sebagai
organisme hidup yang terdiri atas komponen jiwa dan raga, yang tidak setiap
subkomponennya sempurna. Boleh jadi seorang manusia memiliki potensi hebat
dalam komponen jiwa (mental), tetapi memiliki kelemahan mendasar dalam komponen
raga (fisik), dan demikian pun sebaliknya.
Anda tentu pernah melihat
orang-orang yang anggota tubuhnya tidak lengkap, tetapi memiliki kemampuan atau
keterampilan luar biasa dalam bidang tertentu yang tidak dimiliki oleh
orang-orang yang tubuhnya masih lengkap dan sempurna. Mereka tidak mengeluh dan
putus asa atas keadaan tubuhnya yang tidak lengkap akibat kecelakaan atau
pembawaan sejak lahir. Sebaliknya, mereka malah tertantang untuk memiliki
kemampuan dan prestasi yang sama atau bahkan melebihi kemampuan dan prestasi
orang-orang yang tubuhnya masih utuh dan lengkap. Dan terbukti, atas doa serta
sikap pantang menyerah, kerja keras, dan ikhtiar yang tak kenal lelah yang
mereka lakukan, mereka mampu menggapai prestasi-prestasi besar yang bahkan
tidak bisa diraih oleh orang-orang yang tubuhnya masih sempurna. Mereka ada
yang telah kehilangan kedua tanganya, tetapi mampu melukis dengan sangat baik
dengan kakinya. Ada yang tidak mampu melihat (buta), tetapi mampu menyanyi
dengan suara merdu sehingga mampu menghasilkan album yang melambungkan namanya
menjadi artis top. Ada juga yang lumpuh dan tidak mampu menggerakkan hampir
semua anggota tubuhnya, tetapi mampu menghasilkan pemikiran-pemikran cemerlang
me-lalui buku-buku yang dikarangnya. Bahkan ada juga yang sama sekali tidak
memiliki tangan dan kaki, tetapi mampu menjadi motivator yang dikagumi.
Jadi, Anda tidak
perlu mengkhawatirkan potensi diri untuk mampu menghasilkan prestasi. Semua
dari kita tidak ada yang tidak memiliki potensi. Semua manusia memiliki
potensi. Tuhan menciptakan makhluk hidup, terutama manusia, dengan disertai
potensi. Jika sebagian manusia ada yang hidup gagal, terjerumus menjadi pelaku
kriminal, atau menjadi tidak waras, masalah sesungguhnya bukan karena mereka
tidak memiliki potensi, melainkan akibat mereka tidak mampu mengenali dan
mengembangkan potensinya, mampu mengenali potensi tetapi mengembangkannya ke
arah yang salah, atau bahkan sadar atau tidak sadar menyalahgunakan potensinya
untuk kesenangan dan pragmatisme yang sesaat saja.
No comments:
Post a Comment