Wednesday, January 4, 2017

Virus


       Kata ‘virus’ berasal dari bahasa Latin, virion, yang memiliki arti ‘racun’. Kata virus kali pertama digunakan dalam bahasa Inggris pada tahun 1392. Sejak tahun 1728, kata virus didefinisikan sebagai “agen yang menyebabkan infeksi penyakit”. Namun, wujud virus itu sendiri –– sebagai (semacam) organisme atau partikel yang membawa atau menyebabkan penyakit –– baru ditemukan pada tahun 1892 oleh Dmitri Ivanovsky, seorang peneliti Rusia.

       Virus merupakan parasit mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus memiliki sifat parasit obligat karena ia hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup akibat ia tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Virus biasanya  mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi bukan kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya.

       Virus masih sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup (organisme). Hal ini karena virus tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas jika tidak berada dalam sel inang. Oleh karena karakteristik khasnya ini, virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya, virus influenza dan HIV), hewan (misalnya, virus flu burung), maupun tanaman (misalnya, virus mosaik tembakau/TMV).

       Virus adalah organisme subseluler yang karena ukurannya sangat kecil hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus yang paling besar ukurannya sekalipun sulit dilihat dengan mikroskop cahaya.

       Sejak zaman sebelum Masehi, virus telah menginfeksi manusia. Hal ini terbukti dari beberapa penemuan atau laporan mengenai infeksi virus dalam hieroglif di Memphis, ibu kota Mesir Kuno (1400 SM), yang menunjukkan adanya penyakit poliomyelitis. Raja Ramses V yang meninggal dunia pada tahun 1196 SM juga dipercaya akibat serangan virus smallpox.

       Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut mengalami bercak-bercak. Pada tahun 1883, ilmuwan Jerman, Adolf Mayer, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Oleh karena tidak berhasil menemukan mikroba pada getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop biasa. 

No comments:

Post a Comment